Terima kasih atas kunjungan anda !!!! KAMI SIAP MENYAMPAIKAN AMANAH ANDA KEPADA YANG BERHAK

Selasa, 24 September 2013

Tentang Bacaan شَيْءٌ لِّلهِ الفَاتِحَة

Dalam setiap acara tahlilan, dhiba’an dan barzanji seringkali kita jumpai seorang yang berlaku sebagai pemimpin berkata شيء لله الفاتحة. Entah kalimat itu disebutkan sebelum membaca al-Fatihah sebagai agenda pembukaan atau dibacakan setelah menyebutkan rentetan nama arwah yang akan do’akan. 
Secara bahasa klimat شيء لله الفاتحة adalah dua kalimat yang berbeda. kalimat pertama terdiri dari شيء لله  yang bermakna bawa“Semua dilakukan karena Allah”  dan kalimat kedua adalah الفاتحة  yaitu al-Fatihah sebagai nama surat pembuka al-Qu’an. Oleh karena itu, jika digabungan maka kalimat شيء لله الفاتحة dapat diartikan bahwa ‘semua yang kita lakukan hanyalah karena Allah, (begitu juga dengan bacaan) al-fatihah’.Sebenarnya
tidak ada anjuran untuk mengucapkan kalimat tersebut, juga tidak ada larangan untuk meninggalkannya. Dalam Kitab Bughyatul Mustarsyidin terdapat pernyataan yang menyebutkan bahwa kalimat ”شيء لله الفاتحة" hanyalah sebuah tradisi,
يا فلان شيء لله غير عربية لكنها من مولدات أهل العرف
Hai Fulan, kalimat ”شيء لله" bukanlah bahasa arab, melainkan lahir dari sebuah tradisi.
Sedangkan sebuah tradisi bisa dijadikan hukum dengan catatan tidak bertentangan dengan Syari’at Islam yang berlandaskan Al Quran dan Hadits. Demikian dalam qaidah fiqhiyyah disebutkan:العادة محكمةKebiasaan atau tradisi itu bisa dijadikan landasan hukum .

Referensi Tambahan
Ada keterangan dalam suatu kitab yang menjelaskan bahwa SYAIUN LILLAAH setelah membaca AL-FATIHAH itu artinya Pengakuan seorang hamba bahwa yang merealisasikan segala keinginannya hanyalah Allah Ta’ala. معني قول بعض الناس عقب الدعاء شئ لله لهم الفاتحة... و معني شئ لله مطلوبنا ومقصودنا شئ لله اي يستمد لوجه الله ابتغاء واستمدادا لا لغيره ولا من غيره ففيها اعتراف بان الذي يسوق المطالب ويحقق المأرب هو الله تعالي الخ Dan makna syaiun lillaahi adalah tujuan dan kehendak kami sesuatu dari Allah artinya ia memohon pada Dzat Allah dengan mengharap ridho dan bantuan hanya dari Allah, tidak pada dan dari selain Allah, didalamnya mengandung pengakuan bahwa yang merealisasikan keinginan-keinginan dan mewujudkan kebutuhan-kebutuhannya adalah Allah Ta’ala semata. Qurrah al-‘Ain Bi Fataawa as-Syaikh Isma’iil az-Zain Hal. 211.

1 komentar: